September 16, 2011

PARK(ing) Day: Kembalikan Ruang Publik Kami

Jakarta: Pada tanggal 16 September 2011, di seluruh dunia menyelenggarakan Kampanye PARK(ing) Day yaitu kampanye yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi bahu jalan/trotoar sebagai ruang yang publik dimana masyarakat sebagai manusia dapat berinteraksi satu sama lain, namun sampai saat ini masih digunakan sebagai ruang parkir kendaraan pribadi. Kampanye ini sudah berlangsung sejak tahun 2005, yang dilatarbelakangi oleh fenomena di banyak kota di seluruh dunia dimana ruang untuk kendaraan bermotor mendapatkan porsi lebih banyak daripada ruang untuk manusia. Salah satu contohnya adalah trotoar yang tidak diperuntukkan sebagaimana mestinya yaitu sebagai area parkir kendaraan.

 

Fenomena tersebut juga terjadi di Jakarta, kota Metropolitan dengan populasi kendaraan bermotor yang melebihi 10juta (Dirlantas Polda Metro Jaya, 2010). Untuk itu, ITDP Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kopi Tiam Oey turut mengambil bagian dalam kampanye tersebut untuk pertama kalinya diselenggarakan di kota Jakarta. Kampanye ini bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan juga pengambil kebijakan tentang pentingnya ruang publik.

“Sebuah kota yang manusiawi adalah kota yang menaruh prioritas atas ruang untuk masyarakatnya sebagai manusia untuk dapat berinteraksi satu sama lain, bukan kota yang memberikan ruang sebesar-besarnya  untuk kendaraan bermotor pribadi,” kata Milatia Kusuma, Direktur ITDP Indonesia.

Kampanye ini diselenggarakan di trotoar, depan Kopi Tiam Oey, Jalan Sabang karena berdasarkan survey yang dilakukan ITDP Indonesia, rata-rata ada sekitar 300(tiga ratus) kendaraan pribadi per jam yang parkir di area parkir bahu jalan/trotoar seluas 4.039m2 tersebut. Dari total luas area Jalan Sabang, kendaraan bermotor mendapatkan porsi ruang yang lebih besar yaitu sebesar 78%, sementara untuk pejalan kaki dan ruang publik hanya mendapatkan porsi 22%.

Jalan Sabang dikenal sebagai area di pusat kota Jakarta yang memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan dan warga Jakarta sendiri karena dikenal sebagai area kuliner malam hari dan juga kegiatan komersial lainnya. Namun setelah area kuliner direalokasi, bahu jalan/trotoar berubah fungsi menjadi tempat parkir kendaraan pribadi. Aktivitas parkir tersebut menyebabkan kemacetan lalu lintas di area tersebut. Hal ini pada akhirnya berdampak pada menurunnya kualitas udara bersih di kota Jakarta dan juga kualitas hidup masyarakat kota Jakarta.
 

Kontak Media: Ratna Yunita (0821.12798979) atau di ratna.yunita@itdp.org


ITDP (Institute for Transportation and Development Policy) adalah lembaga nirlaba berbasis di New York yang fokus mempromosikan kebijakan transportasi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Selama periode 2007-2011, ITDP menjadi mitra Pemprov DKI dalam pelaksanaan proyek “BRT and Pedestrian Improvement Project” yang didanai oleh UNEP melalui 3 komponen yang meliputi komponen BRT, TDM dan NMT.

 

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Skip to content
Send this to a friend