Pada Maret 2019, MRT Jakarta fase 1 rute Lebak Bulus – Bundaran HI akan mulai beroperasi. Rute ini nantinya akan melewati jalan utama kota Jakarta yaitu jalan Sudirman – Thamrin dan akan beririsan dengan Koridor 1 Transjakarta yang melayani rute Blok M – Kota.
Semenjak tahun 2004, ditandai dengan dibangunnya Koridor 1 Transjakarta, masyarakat Jakarta yang beraktivitas di kawasan Sudirman-Thamrin mulai beraktivitas menuju tempat tujuan menggunakan Transjakarta rute Blok M – Kota. Di 2013, Koridor 1 mulai terhubung dengan koridor-koridor lain di Harmoni, Dukuh Atas, Stasiun Kota dan Bendungan Hilir.
Dari Bekasi Hingga Tangerang, Cakupan Wilayah Transjakarta Koridor 1
Koridor 1 Transjakarta yang sempat meraih standar Silver berdasarkan BRT Standard ini juga melakukan berbagai langkah untuk mengembangkan cakupan layanan sehingga dapat melayani lebih banyak komuter Jakarta. Salah satu yang strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan ekspansi rute dengan menggunakan sistem direct service (layanan langsung).
Semenjak diimplementasikan, sistem direct service sukses meningkatkan kapasitas Transjakarta hingga mencapai 65%!
Hingga saat ini, Transjakarta Koridor 1 melayani 20% dari total penumpang Transjakarta dan mempunyai 15 rute yang cakupannya mencapai Bekasi hingga Tangerang.
Kehadiran MRT Jakarta ketika berintegrasi dengan Transjakarta Koridor 1 dapat mengembangkan kapasitas kedua moda mass transit ini.
Koridor MRT Jakarta fase 1 akan beririsan dengan Koridor 1 Transjakarta sepanjang 6 km dari Sisingamangaraja hingga Bundaran HI.
Keberadaan Transjakarta Koridor 1 menjadi penting untuk meningkatkan kapasitas MRT Jakarta, karena sinergi ini nantinya akan membuat layanan Transjakarta dan MRT Jakarta semakin maksimal dan juga meningkatkan efektifitas mobilitas warga dalam beraktivitas.
Warga Jakarta Mengandalkan Transjakarta untuk Melakukan Aktivitas di Kawasan Sudirman-Thamrin
Pentingnya keberadaan Koridor 1 Transjakarta bagi warga Jakarta diperkuat dengan survei yang dilakukan ITDP Indonesia. “Survei Preferensi Moda Transportasi Pengguna Transjakarta Koridor 1” ini dilakukan untuk melihat seberapa penting Koridor 1 Transjakarta bagi penggunanya.
Responden survei ini adalah pengguna Koridor 1 Transjakarta dan pengambilan sampel dilakukan di halte-halte sepanjang Koridor 1 Transjakarta. Pengambilan data untuk survei ini dilakukan secara online dan di lapangan selama 3 hari kerja. Jumlah sampel mencapai 1,051 sampel dengan margin of error 3%.
Ketika diajukan pertanyaan kemungkinan dihapusnya Koridor 1 Transjakarta ketika MRT Jakarta beroperasi, lebih dari 80% responden keberatan apabila Koridor 1 Transjakarta dihapus. Sisanya tidak keberatan dan tidak peduli.
Dari survei ini juga terlihat peran Transjakarta Koridor 1 dalam meningkatkan penggunaan angkutan umum di Jakarta. Responden lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dan transportasi online bila tidak menggunakan Koridor 1 Transjakarta. Hal ini ditunjukkan dengan hasil survei yang mencapai angka 63%!
Ketika MRT Jakarta beroperasi nantinya, dikhawatirkan juga tidak dapat menggantikan peran Transjakarta seutuhnya. Dari survei ini didapat, hanya 16% responden yang akan beralih menggunakan MRT Jakarta apabila Koridor 1 dihapuskan. Dan sebanyak 25% memilih menggunakan ojek online.
Pentingnya Integrasi Untuk Meningkatkan Kapasitas Moda Transportasi Umum dan Efektifitas Mobilitas Warga
Hasil survei ini tentunya cukup mengkhawatirkan. Dimana ketika salah satu moda dihilangkan, alih-alih menggunakan moda transportasi umum lainnya, responden malah lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dan transportasi online untuk berkomuting. Tentunya ini akan menyebabkan menurunnya mobilitas warga di Jakarta karena jumlah kendaraan pribadi yang melintas akan semakin bertambah yang menyebabkan kemacetan. Selain itu, MRT Jakarta juga beresiko tidak dapat mencapai kapasitas penumpang maksimal ketika nanti beroperasi.
Untuk itu, ITDP Indonesia merekomendasikan 3 poin penting:
- Transjakarta Koridor 1 harus tetap dioperasikan saat MRT Jakarta mulai beroperasi
- Adanya integrasi yang mencakup infrastruktur, sistem pembayaran dan operasional antar kedua moda
- Perlunya rencana pembatasan kendaraan pribadi (motor, mobil dan ojek online) saat MRT Jakarta beroperasi dan terintegrasi dengan Transjakarta Koridor 1